---------- ---------- Bakaeror Hidayat

---------- --

Rabu, 11 Juli 2012


HARI PERTAMA SINYO  SEKOLAH TK


Tidak semua orang tua bisa atau mau  melihat secara langsung di momentum hari pertama putra-putri mereka sekolah. Saya merasa beruntung  bisa meluangkan waktu untuk mengamati anak saya pertama kali menginjakkan kaki sekolah walaupun di tingkat TK.

            Hari ini tidak seperti hari-hari yang sebelumnya.. Sinyo, anak kami yang saat ini menginjak umur memasuki tahun ke lima  harus bangun lebih pagi dan  mempersiapkan diri untuk pergi ke sekolah.. Ternyata tidak mudah untuk langsung memperkenalkan anak kecil  dalam memperkenalkan pada dunianya yang baru, yakni dunia pendidikan .
            Beberapa kesulitan yang tidak kami duga segera muncul di pagi yang cukup dingin ini. Sinyo dengan tiba-tiba tidak mau memakai seragam sekolahnya. Saya terus mencari akal agar dia tertarik mau memakai seragam dan berhenti merengek. Segera saya gendong Sinyo, kemudia membawanya keluar, melihat-lihat sepda motor  yang berlalu lalang  di depan rumah. “ tuh, banyak teman-teman yang berangkat sekolah dibonceng pakai seragam ya… “, bujuk saya sambil memperlihatkan beberapa anak-anak yang berangkat sekolah. Rupanya cara inicukup jitu untuk membujuk Sinyo kecil yang mulai bisa ngoceh ini.
            Beberapa saat kemudian Sinyo sudah mau berpakaian seragam barunya lengkap dengan aksesori berupa tas yang berisi makanan ringan dan minuman sebagai bekal. Kami berangkat naik sepeda motor. Sinyo duduk didepan, Mama dan adek Joni duduk di belakang Ayah.
            Sesampainya didekat sekolah TK Muslimat 9 tempat sekolah Sinyo , kami tidak langsung memasuki gerbang sekolah. Sepeda motor saya parkir dulu di rumah kakeknya Sinyo yang berjarak cukup dekat dengan TK. Kakeknya kelihatan gembira karena cucu pertamanya mulai masuk sekolah TK. Dan setelah itu kami mulai mengantarkan Sinyo ke sekolah dengan jalan kaki yang berjarak kurang dari 50 meter dari rumah Kakeknya.
            Mungkin saya termasuk orang tua yang kritis melihat pendidikan anak saya, terutama di hari pertama sekolah, saya ingin mengetahui momen-momen dimana anak saya beradaptasi dengan lingkungan barunya. Bagi saya ini momen penting, sebab jika dihari pertama bisa lancer, maka hari selanjutnya tentu akan lebih baik dan saya tidak perlu lagi harus mengawasinya.
            Dan ternyata hari pertama terbilang cukup sukses. Sinyo mulai bermain dengan teman-teman yang belum pernah di kenalinya selama ini. Beberapa diantaranya ada yang sampai menangis entah kenapa. Proses adaptasi anak-anak di bangku sekolah dihari pertama ternyata adalah kisah yang amat menarik untuk diikuti. Bagi kita, sebagai orang tua yang mungkin disibukkan oleh pekerjaan, tentunya hal seperti itu kurang begitu berkesan, tapi dari sudut pandang anak-anak kita, tentunya ini adalah hari yang special. Inilah hari dimana anak kita belajar mandiri.
            Bel sekolah berdering. Bunyinya cukup keras, “Kriiiing..! “ . sesaat mengingatkan saya pada bel sekolah SD saya.. hari ini saya seolah-olah mengalami flashback  saat mengikuti kegiatan sekolah dulu. Murid murid mulai diajari berbaris. , lencang depan , dan meluruskan barisan oleh BuGuru. Bayangkan, betapa masih kacaunya barisan TK  A ini. Sinyo bahkan baris paling belakang ditemani mama dan adiknya.. beberapa anak juga masih kelihatan demam panggung, bahkan ada yang menangis.

Tidak hanya Sinyo, ternyata para orang tua juga mendapatkan teman baru, termasuk mamanya  Sinyo. Mereka kelihatan saling berkenalan, mengakrabkan diri, sampai lupa pada anaknya yang masuk ke kelas. Mungkin mereka sudah mempercayakan sepenuhnya pada BuGuru untuk segera memberikan pelajaran pertama. Disinilah menurut saya momen-momen penting itu.
            Sinyo mulai duduk di kursi yang mungil. Didalam kelas yang juga pernah saya masuki kira – kira 32 tahun yang silam. Bahkan Bu Sumiati, guru yang sudah mengabdikan diri menjadi  guru TK Muslimat 9 selama 40 tahun…!!  Terlihat disana  ikut ambil bagian mengajar Sinyo dan teman-teman barunya. Saya terus mengamati hari pertama Sinyo ini lewat jendela kaca. Beberapa orang tua juga demikian. Wow.. saya benar-benar teringat  32 tahun yang silam. Tak lupa saya acungkan jempol pada anak saya yang pemberani itu., dan dia juga membalas dengan mengacungkan jempol pada saya.  Hari ini saya merasa sebagai  wali murid  pertamakali . dan saya bangga melihat anak saya …
           

Tidak ada komentar: